Senin, 19 April 2010

Refleksi..

Waktu berganti,
Isyarat kedekatan dengan titik yang pasti,

Tersirat makna pada tiap guratan takdir yang Ia beri,

Ada yang datang,
Ada yang pergi,
Ada yang membahagiakan, ada yang menguji kesabaran
Kadang mengundang tawa,tak jarang berujung tangis

silih berganti,
meninggalkan jejak berarti ..

Ya Allah,
Terima kasih atas segala kesempatan yang Engkau beri,
Kesempatan untuk memiliki, menjaga, mencintai, menerima, dan berbagi.
Kesempatan menghela nafas dalam pengabdian terindah untukMu.

Ya Allah, tuntun hamba dalam keaatan padaMu..

Senin, 05 April 2010

Aku Berjanji Takkan Pernah Terulang..

Pagi itu, seperti pagi-pagi yang setiap hari dijelang, saya sibuk dengan rutinitas sebelum berangkat kerja. Karena malam sebelumnya kecapean walhasil semua persiapan esok numpuk di pagi itu. Dengan agak terburu-buru saya siapkan semua seadanya. Alhamdulillah semua beres, tinggal nunggu sang buah hati, raushan fikri yang belum juga terbangun. Aneh, biasanya ia bangun cepet..sampai kira2 jam tujuh kurang lima anak sholeh sealam semesta belum juga bangun,,(akhir2 ini raushan memang suka tidur malam, jadi paginya bangun agak siang). Padahal kalo mau ikut mobil jemputan, jam tujuh saya harus udah nongkrong dijalan. Maka saya putuskan meminta suami untuk mengantar sebentar ke jalan dengan asumsi hanya sebentar saja, jadi raushan insyaAllah gak akan bangun sampai suami pulang lagi ke rumah. Sesampainya di jalan ternyata eh ternyata saya udah ditinggal..twewewew...fiuhhh...agak nyesel, kalo saja lebih cepat sedikit pasti gak ditinggal..tapi yasutralah..akhirnya suami mengantar saya mencari angkutan umum dan tentu saja dengan agak ngebut, khawatir raushan keburu bangun.

Singkat cerita saya sampai di kantor. Dalam kondisi hati yang kurang nyaman, entah kenapa. Mungkin karena saya pergi ke luar rumah dalam kondisi yang tidak nyantei, terburu2, dan tidak sempat juga menyaksikan raushan bangun. Benar saja firasat saya, beberapa waktu kemudian, suami sms, ia sampaikan bahwa sepulang mengantarkan saya di depan rumah sudah banyak tetangga berkerumun. Mereka mencoba masuk rumah karena di dalam raushan menangis menjerit-jerit ketakutan. Ia mencoba membuka pintu namun tak pernah bisa karena memang dikunci dari luar. Astaghfirullah…Ya Allah..hati ini lunglai mendengar kabar seperti itu, rasa bersalah yang sangat mendera, dan tanpa terasa air mataku menetes, seketika aku tersungkur berdoa memohon ampun,

“Ya Allah, maafkan hamba atas kelalaian ini, ampuni Ya Rabb..”
“Raushan..sayang..maafkan ummi yang tak becus menjagamu..ummi yang rela meninggalkanmu seperti itu..maafkan, Nak”

Padahal andai saja saya berpikir lebih jauh pagi itu, andai saja saya memilih terlambat sejak awal daripada meninggalkan buah hati tercinta dalam “kurungan”..
Sejenak saya terdiam menghela nafas panjang,..Rasanya ingin cepat pulang, ingin segera memastikan raushan gak kenapanapa..
Sampai saatnya perjalanan menuju rumah,,saya segera menjemput raushan di tempat penitipan. Dan saat bertemu dengannya, aneh sekali, ada yang aneh dengan anakku, tak seperti biasa ia nampak cuex, wajahnya cemberut, sepertinya ia kesal, marah melihatku, padahal biasanya ia segera berlari menghampiri saat dijemputku. Lagi2 saya merasa sangat bersalah. Ini pasti efek dari kejadian tadi pagi. Dan yang lebih membuatku merasa bersalah, pengasuhnya bilang seharian raushan gak mau makan, gak mau main, sedikit2 marah, kurang bersahabat dengan teman2nya.
Ya Allah..saya yakin semua ini efek kejadian tadi pagi,,astaghfirullaah..semoga Allah dan raushan memaafkanku.

Kupeluk ia erat, ku ciumi ia, dan segera aku meminta maaf padanya…
Dan sejak saat itu saya berjanji, “takkan pernah terulang untukmu, Sayang..”
Karena engkau adalah cahaya hatiku, penyejuk jiwaku..

“Yaa Allah..hamba mencintai putera hamba ,Muhammad Raushan Fikri Arif, karenaMu…”