Kamis, 11 Maret 2010

Sedikit Tips

Pernikahan adalah dunia yang sangat rumit, medan jihad yang sarat ujian, dan sebenar2nya tempat diuji keshalihan seseorang. Jika diibaratkan sebuah fungsi, maka pernikahan adalah fungsi yang sangat nonlinier dengan tak hingga peubah. Banyak sekali pasangan yang merasa “keteteran“ setelah pernikahan dijalani. Jika sebelumnya amalan harian relatif terjaga, maka setelah menikah menjadi sering futur. Berbagai alasan muncul sebagai upaya pembenaran, mengurus suami, rumah tangga, karier/studi, hingga alasan mengurus anak yang semakin banyak. Alasan2 tersebut memang wajar, tapi mau tak mau semua peran itu memang harus ditunaikan, bahkan dalam waktu yang bersamaan. Berat memang, tapi itulah konsekwensi logis dari pilihan menikah yang kita ambil.
Yang berbahaya adalah saat pembenaran ini dibiarkan mendiami pikiran kita, maka segenap jiwa akan terbawa dan terkondisikan untuk memaklumi hal tersebut, hingga pada akhirnya perlahan tapi pasti, banyak perubahan yang terjadi. Kita menjadi tak khawatir lagi ketika amalan mulai rontok, biasa dengan dosa, tak jengah saat hati kian tak terjaga, bahkan tak merasa saat Allah tak lagi menyapa. Jika kondisinya sudah demikian maka celakalah kita karena kita butuh energi besar untuk mengembalikan semuanya, dan tentu tidak mudah. Butuh perjuangan dan mungkin menyakitkan. Namun, laa tahzan, jangan khawatir, jika kita masih “ngeuh” dan menyadari perubahan yang terjadi. Artinya Allah masih sayang kita, maka cepatlah kembali jangn terlena karena banyak orang yang terperosok dan ternyata tak kembali lagi, na’uudzubillahi min dzaalik. Jika masih ada kemauan maka Allah pasti memberi jalan. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa dilakukan agar kita cepat kembali.
1. Segera Istighfar mohon ampun pada Allah atas segala dosa kita. Flashback tentang semua yang terjadi, renungkan, dan sadari kekhilafan yang terjadi. Sebaiknya dilakukan malam hari, sendiri, agar lebih khusyu.
2. Mengingat kembali tujuan dari pernikahan itu sendiri. Ingat bahwa menikah hanya sebuah washilah kedekatan kita dengan Allah. Jika pernikahan ini membuat kita malah lebih jauh dengan Nya, maka kita harus waspada, jangan2 pernikahan kita tidak berkah. Ingat bahwa pada dasarnya apa yang kita lakukan dalam rumah tangga, semuanya untuk Allah, bukan untuk suami, anak, atau yang lainnya. Kecintaan kita pada mereka semua adalah impelementasi kecintaan pada Allah. Allah adalah segala-galanya, dan ingat setiap kita kelak dihisab sendiri-sendiri.
3. Memaksa diri untuk memulai kembali amalan2 yang sudah sering ditinggalkan. Mulai dari amalan yang utama. Tidak harus terburu-buru, yang penting istiqomah, misalnya mulai dengan tilawah satu ayat setiap hari, dll.
4. Berusaha untuk senantiasa bersyukur dan bersabar dengan segala karunia dan kenyataan yang Allah takdirkan untuk kita. Meyakini bahwa segala yang kita alami adalah skenario dari Allah dan terjadi seizin Allah juga.
5. Senantiasa tersenyum dan berbaik sangka, agar hati lebih lapang dan hidup lebih nikmat.
InsyaAllah, hari-hari kita dalam rumah tangga akan lebih menyenangkan.
Alhamdulillah..

8 komentar:

  1. iya bu duw, sami2, itu teh curhat sebenarnya,hehe

    BalasHapus
  2. eu saya lagi tersenyum sekarang :)

    BalasHapus
  3. melaksanakan tips no.5 bu eu, gimana sih.. jadi bingung, tapi tetap senyum :)

    BalasHapus
  4. :) ikut senyum juga agh..
    Buk hari ini saya melakukan sesuatu lho..
    Hehe, setelah lama ngga keluar 'gua' pas keluar teh waluw cuma jalan-jalan dan liat orang-orang di kampus aja dah jadi lumayan fresh..
    makanya saya senyum.. halah..
    curcol nih.. U-U

    BalasHapus
  5. based on pengalaman y teh??hehe

    susah teh, mencintaiNya tanpa syarat..
    dasar manusia (muthi)!! terlalu banyak syarat untuk (kembali) mencintaiNya..

    jzk teh T.T

    yang lain senyum2 saya mah sedih da..hehe

    BalasHapus
  6. Hehe iyah..tau ajah..jangan sedih muth. Setiap pengalaman memberi jejak yang sangat berharga di setiap kita..tth yakin kita bisa memurnikan cinta kita untuk Allah tanpa mengabaikan cinta kepada makhluk..

    BalasHapus