Alkisah seorang pemuda mendatangi seorang kakek bijak. Ia datang dengan maksud ingin memperoleh nasihat perihal kegelisahan, ketidaknyamanan, dan segala kesedihan yang sedang ia alami. Berikut dialog antara keduanya.
Pemuda: "Kek, tolong nasihati saya. Sekarang ini kondisi hati saya sedang tidak baik. Saya merasa sangat kacau, bahkan saya merasa sangat terpuruk."
Kakek: "Kalau demikian mendekatlah engkau kemari. Ambilkan segelas air dan satu sendok garam , lalu masukkan garam itu ke dalam gelas, kemudian engkau cicipi rasanya. Bagaimana?"
Pemuda: " Sangat asin, Kek!"
Kakek: " Ya, sekarang kau ambil satu sendok garam lagi dan ikut Kakek ke telaga."
(sesampainya di telaga)
Kakek: " Nah sekarang kau tuang garam di sendokmu ke telaga!"
(Si pemuda menuangkan garam disendok ke telaga)
Kakek: " sekarang cicipi rasanya!, gimana?
Pemuda: " Ga terlalu asin Kek."
Kakek: " Sesungguhnya demikianlah hati kita, dapat menjadi sesempit gelas atau seluas telaga, tergantung kita menginginkannya seperti apa. Telaga hati meluaskan pandangan, membuat kita lebih lapang dan bahagia. Ia akan membuat kepahitan mejadi tidak terlalu berasa bahkan dapat beraroma manis. Tak seperti gelas hati yang selalu menyempitkan makna, membuat hidup seolah begitu merana."
=========
Semoga kisah di atas dapat mengingatkan kita untuk senantias meluaskan hati, berlapang saat diuji kelapangan ataupun kesempitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar