Selasa, 05 Oktober 2010

Orang beriman itu punya cara sendiri dalam menata hatinya. Sabar dan syukur menjadi akhlak utamanya. Lapang dan sempit tak ada beda, karena keduanya tetap mengantarkan hatinya pada Yang Maha Kuasa..

Selasa, 06 Juli 2010

Selamat jalan mahasiswaku..

Pagi ini, mahasiswaku, Febri Umbara berpulang ke rahmatullah. Ia meninggal karena sakit malaria yang diidapnya. Teringat beberapa minggu lalu, ia menyampaikan izin tidak masuk kuliah. Ya Allah, semoga segala amalnya diterima di sisiMu..
Allahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihii wa'fu'anhu..

Selasa, 08 Juni 2010

Tentang Fokus

Berikut ini tulisan singkat mengenai "fokus". Diambil dari beberapa sumber. Semoga bermanfaat untuk saya dan untuk yang membaca.

Fokus berarti men-sinergikan segala sumber daya yang dimiliki untuk mencapai 1 tujuan prioritas, sehingga kekuatan sinergi ini lebih besar jika hanya 1 atau 2 sumber daya saja yang dialokasikan untuk mencapai sasaran.

Suatu saat Arjuna sedang mengikuti 1 sesi Training memanah yang dibimbing oleh Sang Guru MahaResi Brahmajay dilapangan tembak area Istana Mardika.
, "apa yang kau lihat" ujar sang Resi, "ada pohon, buah apel, daun hijau dan seekor burung emprit" jawab Arjuna, "turunkan panahmu", pejamkan matamu, kata sang Resi serius, "okey sekarang angkat lagi panah-mu, apa yang kamu liat?"
"saya melihat buah apel dan burung emprit..!!" kata Arjuna, "turunkan panahmu, pejamkan matamu" ujar Sang Resi lagi, "baik sekarang angkat lagi panahmu dan apa yg kamu liat?" "buah apel"!! Jawab Arjuna, "lepaskan anak panahmu…sekarang juga"! perintah sang Resi dan sesaat.."juzz" anak panahpun menancap tepat di buah apel.

Mengapa FOKUS ?

Teman-teman sekalian, jika hasil adalah orientasi anda, maka Fokus pada sasaran utama adalah perilaku yang harus dilakukan, pada saat Arjuna melihat banyak hal, seperti buah apel, dedaunan, burung emprit dan sebagainya, sang Resi menahan Arjuna agar jangan melepaskan anak panah, karena saat itu Arjuna memang belum Fokus pada 1 sasaran utama, pertanyaannya adalah mengapa?
Karena anak panah yang dimiliki Arjuna jumlahnya terbatas,sama juga dengan suatu perusahaan, sumber daya yang dimiliki tentu terbatas dan agar setiap anak panah atau sumber daya yang dilepaskan atau dialokasikan memberikan hasil yang optimum, mau tidak mau kita musti Fokus pada sasaran utama atau prioritas kepada sasaran apa yang paling berdampak pada bisnis dan kelangsungan hidup perusahaan.
Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa dengan Fokus bisa memberikan hasil yang optimum?

Definisi dan Kekuatan FOKUS

Kita tentunya sudah mengetahui bahwa jika sinar matahari yang ditangkap oleh lensa cembung, kemudian sinar tersebut diarahkan pada 1 titik, katakanlah pada selembar kertas, maka tidak lama kertas tersebut akan terbakar pada titik dimana sinar matahari difokuskan, ini terjadi karena lensa cembung menarik dan mengumpulkan 7 frasa sinar penyusun cahaya matahari menuju satu titik, sehingga energi panas menjadi begitu kuat hingga mampu membakar kertas.
Fokus berarti men-sinergikan segala sumber daya yang dimiliki untuk mencapai 1 tujuan prioritas, sehingga kekuatan sinergi ini lebih besar jika hanya 1 atau 2 sumber daya saja yang dialokasikan untuk mencapai sasaran.
Dengan Fokus akan meminimalkan kerugian, dan meningkatkan kemungkinan berhasil mencapai sasaran bisnis, dan tentunya menghasilkan profit yang maksimum.

Anakku Oh Anakku

Raushan Fikri, sekarang sudah berusia 2 tahun 1 bulan. Di usianya yang sekarang, tahap-tahap perkembangannya sudah semakin nampak. Di antara kemampuan yang paling menonjol adalah kemampuan berkomunikasi. Walaupun pelafalan katanya ,masih belum begitu jelas, tapi ia benar-benar sudah mampu berkomunikasi secara aktif. Ia sering sekali membantuku menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kecil, semisal mengambil minum, menyimpan alat makan, melap air yang tumpah, melipat baju, bahkan nyetrika bajunya sendiri. Hehehe, sangat-sangat membantu... . Dan saat saya mengucap, "terima kasih sayang sudah membantu ummi..", maka ia langsung menjawab. "ama-ama mi .."(red:sama-sama ummi). Senangnya mendengar jawaban dari buah hatiku itu. Selain itu, anakku juga sudah pandai "merayu". Saat ia membuat saya kesal dan mimik muka saya mulai memperlihatkan kemarahan, maka ia biasanya langsung marayu dengan mengatakan, "mi atik...",(red: ummi cantik) dengan intonasinya yang khas sambil menyodorkan tangan meminta maaf atas kesalahannya. Kontan hati saya langsung luluh, dan segera merangkul dan menciumnya. Anakku oh anakku..
Selain kemampuan berkomunikasi, yang paling terlihat di usianya sekarang adalah kekuatan fisiknya yang sepertinya tak kenal lelah. Energinya sangat luar biasa. Dalam permainan yang didominasi fisik seperti main sepeda, mobil-mobilan, lompat-lompat, joged-joged, sampai ngacak-ngacak apapun yang bisa diacak ia biasanya bertahan pada batas dimana orang dewasa seperti ummi abinya udah kewalahan.Dan kalo udah main sepeda dan mobil-mobilan besar, maka ia biasanya sampai membawa ke atas kasur..hebat..hebat..
Dalam permainan yang menggunakan alat, maka ia paling senang membuat puzzle. Ia susun puzzle-puzzle sampai tinggi, dan kalo sudah tinggi maka ia hancurkan dengan cara melemparnya dan kemudian ia susun yang baru. Dalam hal makanan, sekarang ini ia sedang hobi makan roti diolesi mentega ditaburi coklat dan keju. Hampir setiap hari, sehingga porsi makan nasi yang sudah sedikit menjadi makin sedikit. Hah, anakku makin kecil ajah..
Banyak sekali cerita ceria tentang raushan fikri..
Selain cerita ceria, ada juga beberapa hal yang menguji kesabaranku. Di antaranya, tentang aspek emosinya. akhir-akhir ini ia sangat sensitif. Dengan stimulasi minimal, responnya terasa berlebihan. Hal ini paling sering terjadi pad waktu-waktu tertentu, seperti saat menjelang dan bangun tidur, saat keinginannya tak terpenuhi, dan saat dilarang melakukan sesuatu. Dalam kondisi demikian saya kadang merasa tak mampu menenangkannya dan berujung kemarahan. Kadang saya berpikir, kok anak saya tidak seperti anak-anak lain yang relatif diam dan tidak mengesalkan. Sekarang saya sedang berusaha memahami kondisi emosi anak saya dan mencari berbagai informasi untuk mengetasi kondisi ini. Kalau ada yang tahu mohon nasihatnya..

Senin, 19 April 2010

Refleksi..

Waktu berganti,
Isyarat kedekatan dengan titik yang pasti,

Tersirat makna pada tiap guratan takdir yang Ia beri,

Ada yang datang,
Ada yang pergi,
Ada yang membahagiakan, ada yang menguji kesabaran
Kadang mengundang tawa,tak jarang berujung tangis

silih berganti,
meninggalkan jejak berarti ..

Ya Allah,
Terima kasih atas segala kesempatan yang Engkau beri,
Kesempatan untuk memiliki, menjaga, mencintai, menerima, dan berbagi.
Kesempatan menghela nafas dalam pengabdian terindah untukMu.

Ya Allah, tuntun hamba dalam keaatan padaMu..

Senin, 05 April 2010

Aku Berjanji Takkan Pernah Terulang..

Pagi itu, seperti pagi-pagi yang setiap hari dijelang, saya sibuk dengan rutinitas sebelum berangkat kerja. Karena malam sebelumnya kecapean walhasil semua persiapan esok numpuk di pagi itu. Dengan agak terburu-buru saya siapkan semua seadanya. Alhamdulillah semua beres, tinggal nunggu sang buah hati, raushan fikri yang belum juga terbangun. Aneh, biasanya ia bangun cepet..sampai kira2 jam tujuh kurang lima anak sholeh sealam semesta belum juga bangun,,(akhir2 ini raushan memang suka tidur malam, jadi paginya bangun agak siang). Padahal kalo mau ikut mobil jemputan, jam tujuh saya harus udah nongkrong dijalan. Maka saya putuskan meminta suami untuk mengantar sebentar ke jalan dengan asumsi hanya sebentar saja, jadi raushan insyaAllah gak akan bangun sampai suami pulang lagi ke rumah. Sesampainya di jalan ternyata eh ternyata saya udah ditinggal..twewewew...fiuhhh...agak nyesel, kalo saja lebih cepat sedikit pasti gak ditinggal..tapi yasutralah..akhirnya suami mengantar saya mencari angkutan umum dan tentu saja dengan agak ngebut, khawatir raushan keburu bangun.

Singkat cerita saya sampai di kantor. Dalam kondisi hati yang kurang nyaman, entah kenapa. Mungkin karena saya pergi ke luar rumah dalam kondisi yang tidak nyantei, terburu2, dan tidak sempat juga menyaksikan raushan bangun. Benar saja firasat saya, beberapa waktu kemudian, suami sms, ia sampaikan bahwa sepulang mengantarkan saya di depan rumah sudah banyak tetangga berkerumun. Mereka mencoba masuk rumah karena di dalam raushan menangis menjerit-jerit ketakutan. Ia mencoba membuka pintu namun tak pernah bisa karena memang dikunci dari luar. Astaghfirullah…Ya Allah..hati ini lunglai mendengar kabar seperti itu, rasa bersalah yang sangat mendera, dan tanpa terasa air mataku menetes, seketika aku tersungkur berdoa memohon ampun,

“Ya Allah, maafkan hamba atas kelalaian ini, ampuni Ya Rabb..”
“Raushan..sayang..maafkan ummi yang tak becus menjagamu..ummi yang rela meninggalkanmu seperti itu..maafkan, Nak”

Padahal andai saja saya berpikir lebih jauh pagi itu, andai saja saya memilih terlambat sejak awal daripada meninggalkan buah hati tercinta dalam “kurungan”..
Sejenak saya terdiam menghela nafas panjang,..Rasanya ingin cepat pulang, ingin segera memastikan raushan gak kenapanapa..
Sampai saatnya perjalanan menuju rumah,,saya segera menjemput raushan di tempat penitipan. Dan saat bertemu dengannya, aneh sekali, ada yang aneh dengan anakku, tak seperti biasa ia nampak cuex, wajahnya cemberut, sepertinya ia kesal, marah melihatku, padahal biasanya ia segera berlari menghampiri saat dijemputku. Lagi2 saya merasa sangat bersalah. Ini pasti efek dari kejadian tadi pagi. Dan yang lebih membuatku merasa bersalah, pengasuhnya bilang seharian raushan gak mau makan, gak mau main, sedikit2 marah, kurang bersahabat dengan teman2nya.
Ya Allah..saya yakin semua ini efek kejadian tadi pagi,,astaghfirullaah..semoga Allah dan raushan memaafkanku.

Kupeluk ia erat, ku ciumi ia, dan segera aku meminta maaf padanya…
Dan sejak saat itu saya berjanji, “takkan pernah terulang untukmu, Sayang..”
Karena engkau adalah cahaya hatiku, penyejuk jiwaku..

“Yaa Allah..hamba mencintai putera hamba ,Muhammad Raushan Fikri Arif, karenaMu…”

Rabu, 17 Maret 2010

Inspiring

Alhamdulillah hari ini dapat inspirasi, moga bermanfaat..

Pelaut yang ulung tidak akan lahir di laut yang tenang
(Orang-orang yang hebat tidak akan lahir dari orang yang tidak pernah mendapat ujian dan tempaan hidup)

Hidup itu ibarat huruf i, tugas kita adalah membuat garis (usaha/aktifitas/kerja) sebanyak-banyaknya dan yang membuat titik adalah Sang Pencipta. Jangan sampai Allah memberikan titik sementara kita tak membuat garisnya. Karena titik tanpa garis tak akan menjadi huruf i.

Doa Untuk Sahabat Sejati

Ya Allah, hambaMu ini bukan siapa-siapa,
tak berarti apa-apa, bahkan tak tahu malu karena terlalu banyak meminta padahal sering alfa. Namun, hanya padaMu hamba panjatkan do'a.
Ya Rabb, kabulkanlah do'a hamba..

Duhai Yang Maha Kuasa,
Hamba teringat seorang sahabat, ia ada nun jauh di sana,
jagalah sahabat hamba, lindungi ia dari segala alfa dan dosa,
Kuatkan ia dalam mengarungi lika-liku kehidupan,
Jaga ia dalam kesabaran dan kemudahan menjalankan setiap tantangan dan ujian,

Ya Allah jagalah kecantikannya agar ia lebih mulia dari bidadari surga,
tetapkan ia dalam husnul khatimah..

Aamiin Ya Rabbal 'aalamiin

Kamis, 11 Maret 2010

Sedikit Tips

Pernikahan adalah dunia yang sangat rumit, medan jihad yang sarat ujian, dan sebenar2nya tempat diuji keshalihan seseorang. Jika diibaratkan sebuah fungsi, maka pernikahan adalah fungsi yang sangat nonlinier dengan tak hingga peubah. Banyak sekali pasangan yang merasa “keteteran“ setelah pernikahan dijalani. Jika sebelumnya amalan harian relatif terjaga, maka setelah menikah menjadi sering futur. Berbagai alasan muncul sebagai upaya pembenaran, mengurus suami, rumah tangga, karier/studi, hingga alasan mengurus anak yang semakin banyak. Alasan2 tersebut memang wajar, tapi mau tak mau semua peran itu memang harus ditunaikan, bahkan dalam waktu yang bersamaan. Berat memang, tapi itulah konsekwensi logis dari pilihan menikah yang kita ambil.
Yang berbahaya adalah saat pembenaran ini dibiarkan mendiami pikiran kita, maka segenap jiwa akan terbawa dan terkondisikan untuk memaklumi hal tersebut, hingga pada akhirnya perlahan tapi pasti, banyak perubahan yang terjadi. Kita menjadi tak khawatir lagi ketika amalan mulai rontok, biasa dengan dosa, tak jengah saat hati kian tak terjaga, bahkan tak merasa saat Allah tak lagi menyapa. Jika kondisinya sudah demikian maka celakalah kita karena kita butuh energi besar untuk mengembalikan semuanya, dan tentu tidak mudah. Butuh perjuangan dan mungkin menyakitkan. Namun, laa tahzan, jangan khawatir, jika kita masih “ngeuh” dan menyadari perubahan yang terjadi. Artinya Allah masih sayang kita, maka cepatlah kembali jangn terlena karena banyak orang yang terperosok dan ternyata tak kembali lagi, na’uudzubillahi min dzaalik. Jika masih ada kemauan maka Allah pasti memberi jalan. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa dilakukan agar kita cepat kembali.
1. Segera Istighfar mohon ampun pada Allah atas segala dosa kita. Flashback tentang semua yang terjadi, renungkan, dan sadari kekhilafan yang terjadi. Sebaiknya dilakukan malam hari, sendiri, agar lebih khusyu.
2. Mengingat kembali tujuan dari pernikahan itu sendiri. Ingat bahwa menikah hanya sebuah washilah kedekatan kita dengan Allah. Jika pernikahan ini membuat kita malah lebih jauh dengan Nya, maka kita harus waspada, jangan2 pernikahan kita tidak berkah. Ingat bahwa pada dasarnya apa yang kita lakukan dalam rumah tangga, semuanya untuk Allah, bukan untuk suami, anak, atau yang lainnya. Kecintaan kita pada mereka semua adalah impelementasi kecintaan pada Allah. Allah adalah segala-galanya, dan ingat setiap kita kelak dihisab sendiri-sendiri.
3. Memaksa diri untuk memulai kembali amalan2 yang sudah sering ditinggalkan. Mulai dari amalan yang utama. Tidak harus terburu-buru, yang penting istiqomah, misalnya mulai dengan tilawah satu ayat setiap hari, dll.
4. Berusaha untuk senantiasa bersyukur dan bersabar dengan segala karunia dan kenyataan yang Allah takdirkan untuk kita. Meyakini bahwa segala yang kita alami adalah skenario dari Allah dan terjadi seizin Allah juga.
5. Senantiasa tersenyum dan berbaik sangka, agar hati lebih lapang dan hidup lebih nikmat.
InsyaAllah, hari-hari kita dalam rumah tangga akan lebih menyenangkan.
Alhamdulillah..

Rabu, 17 Februari 2010

Detik-Detik Menjelang Kematian Rasululllah

Pagi itu,meski langit telah mulai menguning,burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap ahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu.Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.

Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril.

Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata
Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bisshalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah
shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya? Allahumma sholli'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Ya Rasulullah, hamba merindumu..

Minggu, 14 Februari 2010

Semoga Hati Ini Seluas Telaga

Alkisah seorang pemuda mendatangi seorang kakek bijak. Ia datang dengan maksud ingin memperoleh nasihat perihal kegelisahan, ketidaknyamanan, dan segala kesedihan yang sedang ia alami. Berikut dialog antara keduanya.

Pemuda: "Kek, tolong nasihati saya. Sekarang ini kondisi hati saya sedang tidak baik. Saya merasa sangat kacau, bahkan saya merasa sangat terpuruk."
Kakek: "Kalau demikian mendekatlah engkau kemari. Ambilkan segelas air dan satu sendok garam , lalu masukkan garam itu ke dalam gelas, kemudian engkau cicipi rasanya. Bagaimana?"
Pemuda: " Sangat asin, Kek!"
Kakek: " Ya, sekarang kau ambil satu sendok garam lagi dan ikut Kakek ke telaga."

(sesampainya di telaga)
Kakek: " Nah sekarang kau tuang garam di sendokmu ke telaga!"
(Si pemuda menuangkan garam disendok ke telaga)
Kakek: " sekarang cicipi rasanya!, gimana?
Pemuda: " Ga terlalu asin Kek."
Kakek: " Sesungguhnya demikianlah hati kita, dapat menjadi sesempit gelas atau seluas telaga, tergantung kita menginginkannya seperti apa. Telaga hati meluaskan pandangan, membuat kita lebih lapang dan bahagia. Ia akan membuat kepahitan mejadi tidak terlalu berasa bahkan dapat beraroma manis. Tak seperti gelas hati yang selalu menyempitkan makna, membuat hidup seolah begitu merana."

=========
Semoga kisah di atas dapat mengingatkan kita untuk senantias meluaskan hati, berlapang saat diuji kelapangan ataupun kesempitan.

Rabu, 03 Februari 2010

Generasi Qurani

Abu Umamah r.a. berkata : “Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur’an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur’an.”
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : “Belajarlah kamu akan Al-Qur’an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya.”
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, “Kenalkah kamu kepadaku?” Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : “Siapakah kamu?”
Betapa bahagianya kita sebagai orang tua, yang memiliki anak sholeh, cerdas dan lebih–lebih sebagai asset dunia dan akhirat yang hakiki, yang menjamin pertemuan kita dengan Allah kelak di surga-Nya amiin.
Maka berkata Al-Qur’an : “Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari.”
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur’an itu : “Adakah kamu Al-Qur’an?” Lalu Al-Qur’an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : “Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?”
Lalu dijawab : “Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur’an.”

===
Setelah membaca hadits di atas, saya bertanya2 pada diri sendiri. Seperti apa saya mendidik anak saya hingga saat ini? dengan apa saya mendidiknya? sudah benarkan cara saya mendidik anak?dan sudahkan saya menuntunnya mencintai Al-Qur'an padahal diri sendiri saja masih aneh.
astaghfirullah..

Di tengah zaman yang semakin edan, agama tak lagi dihiraukan, perkembangan teknologi yang kadang menyesatkan; internet, TV, game2 online yang gak jelas, pergaulan bebas, budaya barat yang kian kental merasuk dan menjadi warna yang diminati anak dan ABG, bahkan orang dewasa. Sangat wajar jika orang tua merasa khawatir dengan masa depan anak-anaknya.

Kita memang harus kerja ekstra, mendidik anak-anak dengan kesungguhan hati. Memandu, menyayangi, dan memberi teladan, bukan memerintah, menghakimi, atau melepas mereka mencari figur duniawi sesuka hati.
Agama Islam telah menyediakan berbagai panduan mengenai pendidikan anak. Tinggal sikap kita. Mau memilih cara Ilahi, cara yang dimungkinkan penuh dengan godaan, tidak mudah, dan membuat lelah atau cara-cara yahudi, cara gampangan yang akan mengorbitkan anak-anak menjadi pecundang yang akan menenggelamkan mereka dalam urusan duniawi. Di antara tips mendidik, salah satunya adalah mendidik anak agar mencintai Al-Quran. It' amazing. Sungguh tidaklah mudah. Namun, sesulit apapun kita tetap harus mencoba, tentu dengan terlebih dahulu memberi teladan.

Berikut beberapa tips yang berhasil dirangkum:
1. Perhatian dan partisipasi orang tua. Dalam mendidik anak mencintai Al-Qur’an, kita (orang tua) harus memberikan perhatian khusus pada anak.
2. Lingkungan harus kondusif, lingkungan keluarga dan sekitar bisa memberikan nuansa yang baik dalam upaya mempelajari, menghafal dan memahami Al-Qur’an. Tempat menghafal membutuhkan tempat yang kondusif, tenang, amantidak ada ganguan dari luar.
3. Memperhatikan pergaulan sehari–harinya, kita berusaha menghadirkan lingkungan qur’ani setiap waktu dilingkungan rumah kita.
4. Anak harus dibiasakan membaca Al-Qur’an secara teratur dan istiqomah.
5. Berikan waktu khusus untuk menghafal, contohnya setiap selesai sholat magrib, isya’dan subuh.
6. Berikan target khusus untuk belajar dan menghafal Al-Qur’an, contohnya membaca Al-Qur’an 5 ayat setiap setelah atau sebelum sholat (memiliki jadwal khusus )
7. Membiasakan sebelum mengjerjakan setiap pekerjaan (belajar) diusahakan untuk menghafal Al-Qur’an minimal 1 ayat.
8. Dalam mempelajari Al-Qur’an harus memakai metode yang bervariatiaf,diselingi cerita (bisa cerita tentang isi Al-Qur’an), bermain, atau bisa dengan alat–alat yang mendukung untuk mempelajari Al-Qur’an tersebut (visual/vidio, kaset,dll), dengan begitu anak akan menjadi senang dan mudah mempelajari dan memahami Al-Qur’an.
9. Orang tua ( Ayah dan Ibu ) harus saling bahu membahu dalam menjadikan dan mensukseskan anak dalam mempelajari, Menghafal Al-Qur’an.
10. Orang tua dan guru disekolah harus membangun komunikasi yang efektif, dalam rangka mengembangkan dan memberikan dukungan penuh kepada anak–anak disekolah dan dirumah.
JAngan sampai kita menyesal di kemudian hari. Mari kita mulai belajar, mendekatkan diri dengan Al-Qur'an. Berharap kelak anak-anak kita menjadi ahli surga dan menjadi washilah penyelamat kita. Aamiin.

"Ya Allah karuniakan kepada kami kekuatan untuk mendidik anak-anak kami di jalanMu, dengan cinta, kesabaran, dan kesungguhan".

Selasa, 02 Februari 2010

Bersyukur, Menikmati Hidup

Alkisah, seorang raja dan rombongannya berlayar menuju suatu tempat. Di perjalanan, tiba-tiba seorang budak menangis kencang ketakutan, karena itu kesempatan pertamanya mengarungi samudera luas. Lama kelamaan raja merasa terganggu karena tangisnya tak jua berhenti dan semakin kencang setiap kali menghadapi terjangan ombak laut. Akhirnya raja memerintahkan para pembantunya untuk menghentikan tangis budak itu. Hasilnya nihil, alih-alih berhenti malah semakin kencang.

Dalam kondisi demikian, seorang bijak menawarkan diri untuk menghentikan tangis budak tersebut. Sang bijak berkata, "Wahai Raja, saya sanggup menghentikan tangis budak ini asal saya diberi kebebasan melakukan apapun". Tak berpikir lama, rajapun menyetujui. Akhirnya Sang Bijak menunaikan janjinya. Ia memerintahkan sejumlah orang pengikut raja untuk melemparkan budak tersebut ke laut. Semua penghuni kapal kaget dengan perintah tersebut, namun tak ada yang bisa mencegah karena raja sudah berjanji. Akhirnya budak tersebut dilempar ke laut. Tak ayal tangisnya semakin kencang, ia menjerit ketakutan, meronta2 ke permukaan karena ia tidak bisa berenang.
Beberapa waktu kemudian, saat budak tersebut hampir tenggelam dan lemas, Sang Bijak memerintahkan sejumlah orang untuk mengangkat kembali budak tersebut.
Setelah kembali berada di kapal, budak itu terdiam, lemas, tak berdaya..
=========

Cerita di atas memberi kita pelajaran yang luar biasa. Betapa kita sering berperilaku seperti budak. Sering kali kita lupa uantuk mensyukuri segala yang Allah berikan pad kita sekarang. Kita sering protes ketika Allah uji kita dengan ketakutan, kesedihan, ataupun kekurangan. Padahal ada ujian lain yang lebih berat, lebih membuat kita payah, suatu saat, setelah ujian sekarang terlewati. Bisa jadi setelah kita keluar dari suatu ujian, Allah sudah mempersiapkan ujian yang lebih berat lagi, yang akan membuat kita terdiam, lemas.
Selayaknya kita bersyukur, berterima kasih pada Yang Maha Kuasa atas apa yang ditimpakan pada kita sekarang. Bukan untuk berhenti berusaha, namun agar kita lebih bahagia dan lebih bisa menikmati hidup.

Syukuri apa yang ada,
hidup adalah anugerah..
Begitulan lirik D'massiv mengingatkan kita.

===============

Ya Allah terima kasih atas segala karuniaMu yang begiu indah,
Berikanlah hamba kekuatan dan kesabaran mengarungi segala ujian yang Engkau berikan,
PadaMu hamba bermohon, berpasrah melepaskan segala lelah
PadaMu hamba bergantung, bercerita mengungkap segenap lara
Di atas sajadahMu hamba bersimpuh, bersujud berharap ridlo ampunanMu.
Tuntunlah hamba menuju surgaMu.
Aamiiin..

Minggu, 31 Januari 2010

Tenangkan Hatiku..

"Shalihat, Allah beri dirimu ketenangan dan ketentraman hati. Serahkan sepenuhnya penjagaan. perlindungan, serta kesembuhan jundimu. Karana hanya Allah Maha segala-galanya. Ini memanglah tidak mudah. Semoga Allah ridlo dengan pilihanmu untuk mengaktualisasikan diri, menebar ilmu untuk kemashlahatan..".

============

"Kemuliaan seorang mukmin terletak pada bangun malam dan keagungannya terletak pada sikap tidak tergantung pada orang lain. (Ibnu Asakir:6/345 & Al-Hait dalam Majma Al-Zawa'id:2/253)"

================

"Sekuat apapun kita menjaga, orang-orang yang kita sayangi, tidak akan sebanding dengan kemahakuasaan Allah, Dia Maha Penjaga, Maha Pelindung,Dia yang menyembuhkan. Dan dirimu tidak sendiri di sini anakku, Ada Allah yang takkan pernah meninggalkanmu, ada belahan jiwa dan belahan hati yang selalu mengiringi setiap langkahmu, serta ada saudara seaqidahmu yang Allah takdirkan sayang dirimu karenaNya.."

Kamis, 28 Januari 2010

Mungkinkah??

Suatu hari terlintas dalam pikiran, "Mungkinkah orang kaya saya bisa masuk surga??", "banyak dosa, maksiat, ga tahu malu, dan masih sangat banyak keburukan2 hati yang lain"..

habbit baru

semenjak saya harus ngantor, pergi pagi pulang maghrib, ada kebiasaan baru yang dilakukan:
bangun pagi2, mandi, nyetrika, mandiin raushan, nyiapin makan, nyiapin perlengkapan raushan, trus pergi dech, kadang suka ktinggalan jemputan, capek deh^-^!!hehe..
pulan kerja, belanja untuk bahan masakan bat mlm n besoknya, nyampe rumah, main sama raushan, kalo sempet sambil masak, kalo nggak yah nunggu raushan tidur ato main sama abinya..raushan tidur..
next nyuci piring, nyuci baju, beres2 rumah, mandi, baca kalo masi kuat, trus buzzzzzzzzzzzz tidur..

dipikir2, dirasa2, capek jg yach..
direnung2, akhirnya..alhamdulillah..
Allah Maha Baik, masih menuntun hambaNya, mengingatkan anak yang satu ini untuk dapat mengambil hikmah dari segala peran dan aktivitasnya..
"sayang sekali kalo setumpuk amanah yang dilakukan gak diniatkan ibadah karenaNya", itulah bisikanNya..
Subhanallah..
Syukur hamba padaMu Ya Rabb..
Karuniakan hamba kekuatan untuk menjalani semua amanah ini..

Peace^-^
Salam Jihad

Minggu, 24 Januari 2010

Berselimut Keraguan

Berkarier di luar rumah telah menjadi pilihanku sejak aku menyelesaikan studiku. Pilihan ini tentu tidak semata2 karena aku punya background akademis, namun dengan pertimbangan aktualisasi diri dan kebermanfaatan. Manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Berdasarkan hadits itu, maka aku pikir aku akan lebih optimal jika mengembangkan diri di luar rumah. Ada konsekwensi yang sebenarnya sangat berat ketika pilihan ini muncul. Pendidikan dan pengasuhan anakku.

Setiap pilihan memang ada konsekwensinya, dan jika pilihan kita memang untuk kemaslahatan , maka pasti ada jalan keluar. Saat-saat awal kepindahanku ke tanah rantau, aku berkarier di sebuah SMP, di dekat rumah. Mengenai anakku, Day Care menjadi salah satu alternatif pilihan, maka tak mengunggu lama, anakku kutitip ke Amaliyah, begitulah nama salah satu Daycare yang cukup terpercaya di lingkungan rumah kami. Dengan kesibukan yang tidak terlalu padat, aku cukup merasa nyaman menjalani amanah tersebut., Semua peranku masih bisa di atur, diharmonisasi, meski cukup berat, karena ditambah amanah lain, buka privat, dan ketergabunganku pada suatu LSM.

===========

Kini saatnya tiba, aku bekerja di tempat yang menurutku paling cocok denganku, dengan latar belakang dan interest ku, Universitas Bangka Belitung (UBB). Melalui proses yang cukup panjang akhirnya aku diterima sebagai tenaga dosen di UBB. Tugasku sekarang ini adalah merancang pendirian fakultas baru, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) sambil menunggu tugas mengajar pada semester baru, blan maret. Dengan amanah yang demikian maka aku dituntut “all oout”, bekerja dengan jam ngantor 07.30-16.10, ini artinya aku harus berangkat dari rumah 06.30 dan pulang sekitar maghrib, walhasil anakku harus dititip lebih lama. Ya Allah…

Ya Rabbana, dalam kondisi demikian aku berada dalam kegamangan yang sangat. Di satu sisi aku ingin mengaktualisasikan diri, namun pada saat yang sama berbenturan dengan hak asuh anakku, hak ia untuk bersama ibunya, mendapat kasih sayang,perhatian, dan pendidikan yang memadai. Ya Allah, sudah benarkah pilihanku sekarang ini? Haruskah aku meninggalkan anakku seperti ini?

Duhai Yang Maha Agung, ridlo kah Engkau dengan pilihanku?dengan bekerjanya aku seperti ini?

Astaghfirullah..

Harus bagaimanakah aku?

Sejujurnya, dalam masa kerja yang masih dalm hitungan hari, aku ingin cepat memutuskan berhenti, dan mencari tempat lain untuk megaktualisasikan diriku. Namun, bagaimana aku menghadapi tanggapan pihak UBB, orang tua, dam mungkin teman2 kerja??

Rabu, 20 Januari 2010

Do'a Pagi Hari..

Ya Allah, pagi ini seraya menundukkan hati hamba memohon PadaMu
Jagalah anak hamba, karuniakan kesembuhan untuknya Ya Rabb..

Ya Ghafar,
Hamba mohon ampun atas segala khilaf hamba, yang disengaja ataupun tidak
Hamba takut akan murkaMu Ya Rabb.

Ya Rahman,
Karuniakan lah kesabaran dan kekuatan pada hamba dalam mengarungi segala ujian yang Kau berikan,
lapangkanlah hati ini dari segala beban kehidupan, agar hamba tiak jatuh terlalu dalam dalam kenistaan Ya Allah,

Ya Allah,
jadikan hamba termasuk golongan orang-orang yang bersyukur, agar nikmat ini berlimpah keberkahan

Ya Allah bimbinglah hamba di jalanMu,
Jangan biarkan hamba terbawa bujuk rayu syetan,
tuntunlah hamba menuju akhir yang husnul khatimah ya Rabb..

Ya Allah Yang Maha Kuasa,
hamba rindu mencintaiMu, rindu menangis di atas sajadah malamMu, mengadu, dan berharap hanya kepadaMu, Engakulah tempat hamba bergantung,

Ya Allah jadikan hamba istri dan ibu yang kuat memegang amanahMu,
bimbing hamba dalam membangun keluarga yang taat di jalanMu,
beri hamba petunjuk agar hamba dapat mendidik anak hamba menjadi generasi rabbani yang akan menjaga kemuliaan Islam dan namaMu di muka bumi,

Ya Allah, kabulkanlah do'a hambaMu yang hina ini..aamiiin..

Senin, 18 Januari 2010

anakku, pupuskan lelah di pundak..


assalamu'alaikum raushan..
lagi apa Nak??

Subhanallah..

menatap wajahmu,
pupuskan lelahku
mengikuti tingkahmu,
memudar segala penatku
melihat senyummu,
memecah sejuta gundah..

ahh, buah hatiku..
semoga Allah memberi ummi kekuatan dan kesabaran untuk mendidikmu,
agar kelak engkau menjadi generasi terbaik di zamanmu,
penegak panji Islam yang mulia..

_anakku inspirasiku_

about spinach

sedikit informasi tentang bayam..

Anak Anda sudah mulai diperkenalkan dengan sayuran?
Yup.... bagus dooong. Tapi, ada tapinya neeh. Kalau untuk makanan yang mengadung bayam (misalnya nasi tim bayam) cukup buat satu porsi aja ya. Intinya, jangan pernah memanasi makanan yang mengandung bayam. Loh, kenapa? Ada beberapa alasan. Setelah tengok sana-sini, ketemu beberapa. Ini dia:

a. Bayam mengandung zat besi yang berupa Fe2+ (ferro). Kalau dia terlalu lama kontak dengan O2 (oksigen dari udara), Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+ (ferri). Meski sama-sama zat besi, yang berguna bagi kita adalah ferro. Sedangkan ferri bersifat toxid pada bayam. Jadi, kalau bayam dipanasi, akan berlaku oksidasi tersebut.

b. Jangan pernah mengonsumsi bayam lebih dari 5 jam (maksa banget nih!!!). Soalnya, selain mengandung zat yg disebutin tadi itu, bayam juga mengandung zat Nitrat (NO3). Kalau teroksidasi oleh udara, maka akan menjadi NO2 (nitrit). Nitrit adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, dan bersifat racun bagi tubuh manusia.
Menurut John S Wishnok, bayam segar yang baru dicabut dari persemaiannya telah mengandung senyawa nitrit kira-kira sebanyak 5 mg/kg. Bila bayam disimpan di lemari es selama 2 minggu, kadar nitrit akan meningkat sampai 300 mg/kg. Dengan kata lain, dalam 1 hari penyimpanan, senyawa nitrit akan meningkat 21 mg/kg (7%).

Efek toksik (meracuni tubuh) yang ditimbulkan oleh Nitrit bermula dari reaksi oksidasi Nitrit dengan zat besi dalam sel darah merah, tepatnya di dalam Hemoglobin (Hb). Telah kita ketahui bahwa salah satu tugas hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh organ tubuh. Ikatan nitrit dengan hemoglobin, disebut Methemoglobin, mengakibatkan hemoglobin tidak mampu mengikat oksigen. Jika jumlah methemoglobin mencapai lebih dari 15% dari total hemoglobin, maka akan terjadi keadaan yang disebut Sianosis, yaitu suatu keadaan dimana seluruh jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen. Jika hal ini terjadi pada bayi dikenal dengan nama “Blue Baby”.
Efek toksik lainnya adalah kemampuan nitrit bereaksi dengan Amino sekunder dapat membentuk senyawa yang dapat menyebabkan kanker.

c. O,ya jangan masak bayam pake panci alumunium yach... soalnya bisa bereaksi dengan zat besi yang ada di bayam, dan... jadi racun.


Tips mengkonsumsi bayam
* Pilih bayam yang baru dipetik dan masih segar
* Hendaknya langsung diolah setelah mendapatkan bayam segar
* Jangan terlalu lama disimpan dalam lemari es

Minggu, 17 Januari 2010

Mulai dengan basmallah..

wah subhanallah, ternyata nikmat seklai memulai setiap aktivitas dengan menyebut asma Allah. Rasanya hidup ini hidup..
Semoga istiqomah..
mudah2an syetan takut..

Menelusuri Hakikat..

Dalam kehidupan yang kita jalani begitu banyak aktivitas, peran, dan tanggung jawab yang diemban. Setiap bagian dengan load kesibukan yang luar biasa. Gawatnya, kita sering kali terbawa arus, dan kemudian mulai melupakan makna dan hakikat dari setiap peran dan tanggung jawab yang diambil.
Sebagai contoh saat keputusan menikah kita ambil, maka sejatinya sejak persiapan sampai perjalanan yang ada hendaknya diupayakan karena dan untuk Allah. Bukannya sibuk memikirkan sesuatu yang sebetulnya bukan corenya. Saat resepsi sibuk mikirin gaun pengantin yang cantik atau rencana bulan madu ke luar negeri, atau saat penikahan di jalani mulai manja dan mencinta pasangan terlalu belebihan dan lupa pada yang seharusnya dicintai lebih dari apapun,..
Syetan memang pandai mengelabui manusia, menampakkan yang buruk seolah2 terlihat baik dan sebaliknya. Mudah2an kita tidak terjebak.

Yah pada intinya, ini sedang menasihati diri untuk lebih jeli memaknai dan menelusuri hakikat pernak-pernik kehidupan duniawi yang kadang menyamarkan diri..

Rabu, 13 Januari 2010

memulai pagi

sejak mulai kerja di UBB, setiap pagi menjelang rasanya otak berputar terus, menyusun urutan pekerjaan dari mulai menyiapkan makan, mandiin uchan, sampai nyuapin makan, yang lumayan menyita energi. Habis itu nganter ke tempat penitipan dan mulai perjalanan menuju tempat kerja kira2 35 km, hehe,
nyampai ruangan nyalain komputer, searching, ngetik2, baca2 referensi, begitulah..
ngejar target buat studi kelayakan prodi pend.math di UBB..
agak ragu sih kalo saya bisa, tapi bismillah, dicoba sajah..
hahhhhhh..............
memang harus pandai2 menyiasati rutinitas yah..
trying to enjoy everything i do..

memulai pagi

Senin, 11 Januari 2010

hhhhhhhmmmmmmmmm...

my first day at UBB..
hehe rada bungung, ngapain yak??
tapi.. mari berpikir positif sajah, dari pada mengeluh, mending "do something"..

hanya yang bertafakkur yang akan bertambah iman..

"Suatu hari saya mendapati raushan bermain pisau, seketika saya bujuk ia untuk menyerahkan pisaunya. Namun ia menolak, dan semakin erat memegang pisau tersebut. Karena khawatir akhirnya saya mengambilnya setengah memaksa, raushan pun menangis kencang sambil berusaha keras mengambil pisaunya kembali dan tangannya sedikit terluka.."

Kejadian ini sederhana mungkin, tapi telah menyadarkan saya tentang suatu hal. Pada saat tertentu kita sering 'keukeuh' dengan sesuatu padahal Allah tahu itu tidak baik untuk kita, namun kita tetap memaksa hingga akhirnya kita dapati kesudahan yang buruk..

_anakku sumber inspirasiku_

lakukan sesuatu..

"Sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, dan sebaliknya.."
taushiah tersebut 'nonjok' banget, apalagi saat kita merasa tidak sreg dengan apa yang dialami dan terjadi dalam perjalanan hidup ini. Sering kali kita 'mengutuk' apa yang telah Allah takdirkan, padahal ada sikap yang jauh lebih baik dari sekedar mengutuk, yakni 'do something', berbuat dan berkarya menurut apa yang kita bisa..